Berita Basket

“Big Three” Mengenang Kembali Duet Bryant dan Gasol di Musim 2008-2009

sport.99scores.club – Sebelum dimulainya fase “Big Three”, ada sebuah fase dimana dua pemain bintang bermain di satu tim yang sama, seperti Michael Jordan bersama Scottie Pippen di Chicago Bulls, John Stockton dengan Karl Malone di Utah Jazz, dan masih banyak lagi duet yang menonjol.

Periode tahun 2000-an, Los Angeles Lakers merupakan klub tersukses di NBA dengan raihan lima gelar juara NBA. Bahkan, Lakers, sampai dengan saat ini, menjadi satu-satunya tim di periode tahun 2000-an yang meraih gelar juara secara tiga kali beruntun. Kesuksesan yang diraih Lakers tidak terlepas dari duet yang pernah dimiliki.

Musim 1996-1997, Lakers memulai langkah untuk membangun dinasti three-peat. Mereka merekut senter muda yang sedang mencuri perhatian di NBA, Shaquille O’Neal. Di tahun yang sama, tim asal Los Angeles ini juga melakukan transaksi menukar Vlade Divac ke Charlotte Hornets demi anak muda yang baru lulus dari high school, Kobe Bryant.

Diawal kedatangan, O’Neal diprediksi akan menjadi wajah utama Lakers, namun seiring berjalannya waktu, Bryant berkembang menjadi pemain yang patut diperhitungkan. Rata-rata produktivitas angkanya selalu meningkat diiringi dengan efisiensi serangan diatas satu angka pada setiap penguasaan. Situasi ini membuat Bryant secara perlahan mencuri perhatian manajemen Lakers dan membuat O’Neal merasa iri.

Statistik individu yang diberikan Bryant dan O’Neal berbanding terbalik dengan prestasi yang diberikan. Babak final wilayah barat musim 1997-98, menjadi pencapaian terbaik duet Bryant dan O’Neal di tiga musim awal bersama Lakers.

Gagal selama tiga musim beruntun, membuat manajemen Lakers mengambil langkah untuk mendatangkan pelatih legendaris yang meraih sukses di Chicago Bulls bersama duet Michael Jordan dan Scottie Pippen, Phil Jackson. Lakers langsung mendapatkan dampak positif dari kedatangan Jackson. Mereka meraih gelar juara dengan mengalahkan Indiana Pacers. Kesuksesan Lakers berlanjut sampai dengan musim 2001-2002.

Duet ini sempat kembali mencapai babak final di musim 2003-2004, namun Detroit Pistons berhasil menghentikan impian duet Bryant dan O’Neal untuk meraih cincin juara ke empatnya. Pada partai final ini, O’Neal memimpin Lakers dengan efisiensi 1,1 angka pada setiap penguasaan. Namun, Bryant dengan rata-rata usage tertinggi berhasil diredam oleh Pistons. Dia hanya menghasilkan efisiensi 0,9 angka. Partai final ini, ternyata juga menjadi akhir duet O’Neal dan Bryant. Pada musim selanjutnya, O’Neal pindah ke Miami Heat untuk membuat duet baru bersama Dwayne Wade.

Pindahnya O’Neal di musim 2004-2005, praktis membuat Bryant menjadi pusat permainan Lakers. Tetapi, Bryant tidak dapat mengangkat Lakers seorang diri. Lakers hancur lebur dengan hanya berada di peringkat 12 wilayah barat. Manajemen Lakers mencoba kembali menemukan pasangan Bryant. Pilihan itu jatuh kepada pemain muda, Andre Bynum.

Duet Bryant dan Bynum berhasil membawa Lakers kembali ke babak playoff. Namun, dalam dua musim beruntun, mereka dihempaskan oleh Phoenix Suns di babak pertama playoff. Pada musim 2007-08, Bynum mengalami cedera, sehingga Lakers mengambil langkah untuk melakukan pertukaran pemain dengan Memphis Grizzlies. Pertukaran ini sempat menjadi kontroversial karena Grizzlies mendapatkan pemain yang tidak sepadan dengan yang mereka berikan kepada Lakers. Grizzlies mendapatkan Kwame Brown, Javaris Crittention, Aaron McKie, Marc Gasol dan dua draft pick, sedangkan Lakers mendapatkan pemain All-Star, Pau Gasol.

Mengenang Pertemuan Pertama Pau Gasol dan Kobe Bryant - mainbasket.com

Musim perdana two man game Bryant dan Gasol hanya berhasil mengantarkan Lakers kembali ke babak final. Duet baru ini belum cukup untuk mengalahkan rival abadi Lakers, Boston Celtics, yang kala itu baru saja diperkuat big three (Kevin Garnet, Ray Allen, dan Paul Pierce). Lakers baru berhasil meraih gelar juara lewat kerjasama Bryant dan Gasol di musim 2008-2009.

Pada musim 2008-2009, duet Bryant dan Gasol merupakan salah satu duet terbaik di NBA. Mereka berada di peringkat ke dua dalam hal rata-rata produktivitas angka, dibawah duet Chris Paul dan David West. Net Rating berada di peringkat ke empat dari duet yang memiliki minimal 2.000 menit bermain. Selain itu, Gasol menjadi fasilitator kedua bagi Bryant. Sebaliknya, Bryant merupakan fasilitator tertinggi untuk Gasol. Action yang saling mendukung bagi mereka berdua, yaitu cut, hand off, spot up dan pick and roll man.

Kedatangan Gasol membuat Lakers kembali memiliki duet yang berhasil mengembalikan Lakers ke jalur juara. Gasol merupakan duet yang semprurna bagi Bryant karena dapat melakukan hal yang tidak dapat dilakukan dua duet sebelumnya. Selain itu Gasol tetap dapat memainkan peranan penting bagi tim tanpa mengurangi peran utama Bryant.*sport.99scores.club

Baca Juga : Nike KD 13 Belakangan Muncul Dengan Kombinasi Warna Sederhana

About Author